Indahnya Ucap Tak Seindah Perilaku



Oleh: Ima Rahamatul K
Komunikasi Penyiaran Islam '15  
Sudah tidak asing lagi ketika kita mendapati seseorang yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya, atau mungkin tanpa disadari justru hal tersebut terjadi pada kita sendiri. Ternyata ketidaksesuaian antara perkataan dan perbuatan adalah suatu hal yang sangat berbahaya. Kenapa? Karena Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Shaff ayat 2-3 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3).

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah membenci orang yang mengatakan sesuatu padahal orang tersebut tidak melakukan apa yang dikatakannya. Hal ini kerapkali terjadi namun hal tersebut juga seringkali kita abaikan. Terkadang kita sadar akan perkataan yang keluar dari mulut namun tidak lantas melakukan apa yang kita ucapkan tersebut. Hal ini diibaratkan lilin yang menerangi banyak orang namun membakar dirinya sendiri.

Berkaitan dengan penceramah, dai dan mubaligh yang tugasnya adalah amar ma’ruf nahi munkar, terdapat hadits khusus yang membahas tentang ketidaksesuian antara perkataan dengan perbuatan. Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “Saat malam Isra’ Mi’raj aku melintasi sekelompok orang yang bibirnya digunting dengan gunting dari api neraka.” “siapakah mereka”, tanyaku kepada Jibril. Jibril mengatakan, “mereka adalah orang-orang yang dulunya menjadi penceramah ketika di dunia. Mereka sering memerintahkan orang lain melakukan kebaikan tapi mereka lupakan diri mereka sendiri padahal mereka membaca firman-firman Allah, tidakkah mereka berpikir?” (HR. Ahmad, Abu Nu’aim dan Abu Ya’la. Menurut al-Haitsami salah satu sanad dalam riwayat Abu Ya’la para perawinya adalah para perawi yang digunakan dalam kitab shahih).

Pada dasarnya ucapan, hati, dan tindakan itu saling terhubung satu sama lain, bermula dari hati, muncul lewat ucapan, dan terbukti dalam tindakan Ibn Athaillah dalam kitab Hikam. Ia menulis :
“cahaya-cahaya kearifan orang-orang bijak tampil mendahului ucapan-ucapan mereka. Pada saat pencerahan sudah terjadi, barulah kemudian datang penjelasannya.”

Orang bijak memulai ucapannya dari pencerahan berupa cahaya kearifan yang terjadi dalam dirinya. Benih cahaya dulu barulah terasa terang benderangnya. Kalau benihnya tidak ada maka tidak akan bisa menumbuhkan apapun.

Salah satu faktor yang menyebabkan perkataan seseorang tidak sesuai dengan perilakunya adalah karena orang tersebut tidak menginternalisasikan nilai-nilai Islam kedalam dirinya. Seseorang terutama penceramah, da’i, dan mubaligh sebelum menyampakan pesan dakwahnya harus menginternalisasikan nilai-nilai Islam terlebih dahulu. Pertama nilai-nilai Islam harus diikat oleh akal, lalu diturun ke hati sebagai karakter dasar, kemudian munculah lisan yang indah diantaranya
1.      Qaulan karima
2.      Qaulan makrufan
3.      Qaulan tsaqila
4.      Qaulan Layyinan
5.      Qaulan maitsuro
6.      Qaulan syadida
7.      Qaulan baligho

Setelah ucapan barulah muncul perbuatan individu, yang bisa dijadikan sebagai suritauladan.

Sekalipun bukan seorang pendakwah, kita tetap harus menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan. karena sebagai makhluk sosial, tentunya kita akan sering berinteraksi dengan orang lain. Jika perkataan kita tidak sesuai dengan perbuatan kita, maka integritas kita akan diragukan dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap kepercayaan orang lain terhadap kita.
 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Indahnya Ucap Tak Seindah Perilaku"

Posting Komentar