Ajari kami kegagalan


Oleh :Intan Ratna Sari
Ilmu Al-quran dan Tafsir
‘15

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, terkadang seseorang bahkan setiap orang mengira bahwa kegagalan adalah akhir dari segalanya. mereka hanya memikirkan segala “kemungkinan” terburuk dari sebuah kegagalan. acapkali orang berpikiran bahwa satu kali gagal semua akan berakhir dengan kesedihan, kesengsaraan, bahkan yang parah lagi timbulnya pikrian tidak ada kesempatan lagi untuk memulai. Hey, pikiran-pikiran seperti itu sebenarnya membunuh kepercayaanmu secara perlahan dan akan menghasilkan pekerjaan orang-orang yang sukses di dunia kemiskinan yakni bermalas-malasan.

Sebelum virus pekerjaan orang-orang yang sukses di dunia kemiskinan yakni bermalas-malasan semakin menjalar ke semua organ tubuh kita, mari kita sejenak melihat ke belakang bagaimana sejarahnya orang-orang hebat yang melewati proses kegelapan dalam hidupnya yakni sebuah kegagalan. Thomas Alva Edison, mungkin sudah tidak asing lagi kamu mendengarnya. yah si penemu bola, bola yang menerangi kita saat belajar, bola yang memberikan ketenangan bagi anak kecil yang takut akan kegelapan, ya si bola lampu namanya. mungkin juga kamu sudah tahu bahwa Thomas membuat bola lampu tidak hanya satu kali langsung berhasil, akan tetapi Ia melewati sebuah proses yakni proses kegagalan yang berulang kali, bahkan beberapa puluh kali, sampai akhirnya Ia dapat menciptakan sebuah bola lampu yang banyak sekali manfaatnya. Selain itu, negara kita juga, negara indonesia mengalami kegagalan terlebih dahulu sebelum akhirnya merdeka.

Jadi gimana, apa kamu masih takut untuk gagal?. jika memang masih takut gagal, baiklah saya akan mengajakmu untuk membawa ke beberapa tahun belakang dimana ketika kamu masih bayi. Jika kamu susah membawa ke posisi ketika masih bayi, baiklah saya akan mengajak kamu berimaji menjadi seorang bayi. Bayangkan ketika kamu menjadi seorang bayi yang hendak ingin berjalan, tentunya tidak mungkin langsung berjalan bahkan berlari begitu saja. Kamu harus melewati beberapa proses. Proses duduk terlebih dahulu, merangkak, berdiri, setelah itu mulai berjalan secara perlahan selangkah demi selangkah, lalu terjatuh, menangis karena sakit. Tapi Ia tidak putus asa begitu saja, karena Ia penasaran dan ada kemauan agar bisa berjalan. Ia berdiri lagi, melangkah lagi, terus sampai Ia bisa berjalan bahkan bukan hanya bisa berjalan, Ia bahkan bisa sampai berlari.

Jadi, penting sekali kita merenungkan filosophi bayi tersebut (biarlah saya menyebutnya demikian) untuk merenungkan kegagalan-kegagalan yang pernah kamu alami bahkan yang akan kamu alami, kecewa atau menangis memanglah hal yang wajar ketika kita mengalami kegagalan. Itu semua hal yang wajar, agar kamu tidak takut lagi untuk gagal. Bahkan jika kamu memang seorang pemberani akan takdir, kamu akan berdoa pada Tuhan akan sebuah kegagalan. agar kamu tidak berbangga diri dengan apa yang akan kamu hasilkan, agar kamu terus selalu berusaha mencapai sebuah tujuan dengan proses kegagalan. Karena usaha tanpa sebuah kegagalan tidak indah, usaha tanpa sebuah kegagalan menghasilkan certia yang plat, datar. Karena kegagalan itu adalah seni kehidupan. Jadi, jadilah orang yang gagal untuk menikmati seni kehidupan dalam mencapai sebuah tujuan atau usaha. dan izinkan saya untuk mendoakanmu agar menjadi orang yang gagal, berjumpa dengan orang-orang yang membawamu ke gerbang kegagalan agar kamu bisa menikmati seni kehidupan dalam mencapai sebuah tujuan atau usaha. so, umtuk siapapun, ajarilah kami tentang kegagalan.

Postingan terkait:

4 Tanggapan untuk "Ajari kami kegagalan"

  1. gagal an kecewa itu penting tuk mendapatkan jati diri yang lebih baik ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena gagal dan kecewa bagaikan sbuah klise yang mna saling berkaitan.. Sehingga kduanya merupakan jalan bahkan guru untuk menjadi pribadi yang lebih baik ..

      Hapus
    2. maka dari itu menuntut ilmu itu wajib untuk menghadapi suatu kegagalan dan kekecewaan ..karena kedua hal ini bkn untk di hindari tpi di hdapi

      Hapus
  2. terimakasih telah mengunjungi blog kami :)

    BalasHapus