Makna Senyuman

oleh :

Agnes Slvia

Filsafat Agama '15

     Senyuman adalah sama dengan berbagi kebahagiaan. Disaat kita tersenyum maka secara tidak langsung kita sedang berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Sehingga orang yang menyaksikan senyuman kita secara langsung maupun tidak langsung akan merasakan getaran kebahagiaan yang sama dengan yang kita rasakan. Kebahagiaan di sini beraneka ragam jenisnya. Mulai dari kebahagiaan yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah.

 

      Disaat kedua bibir mengembang membentuk tanda buka kurung berbaris vertikal ditambah lagi dengan wajah berseri secara otomatis kita telah berbagi kebahagian, pada saat itulah getaran kebahagian mengalir lewat senyuman. Bisa dikatakan bahwa hal inilah yang mampu menumbuhkan benih-benih kebahagiaan dalam hati seseorang yang menyaksikannya. Keadaan hati juga sangat mempengaruhi reaksi dari senyuman itu sendiri. Jika hati seseorang sedang bahagia, maka orang lain akan merasakan energi kebehagian. Namun sebaliknya, jika hati seseorang sedang tidak bahagia (sedih) maka, orang yang melihatnya akan merasakan energi kesedihan. Terkadang senyuman juga mampu menggantikan kesedihan seseorang tergantung dari sudut mana orang tersebut memandang makna senyuman yang diberikan orang lain kepadanya.

     Senyum yang tulus akan mendapat respon yang baik dari orang yang melihatnya dan dapat menengkan hati orang yang sedang gelisah, karena ketulusan tidak akan pernah melukai hati seseorang. namun, sebaliknya jika senyum itu di paksakan maka aura negatiflah yang akan sampai kepada orang yang melihatnya, senyum seperti itulah yang dapat melukai hati seseorang.

       Istilah “senyum manis” dan “senyum raja”, kedua istilah ini sangat berlawanan dimana jika “senyum manis” memiliki arti senyum bahagia yang mampu membuat orang lain yang melihatnya merasakan kebahagiaan. Sedangkan “senyum raja” yaitu senyum yang dibuat-buat yang datangnya bukan dari hati. Senyuman raja inilah yang masuk dalam katagori senyuman yang tidak ikhlas (dibuat-buat). Perbedaan antara “senyuman manis” dan “senyuman raja” sangatlah terlihat jelas, dimana dari julukkannya saja sudah bisa dibedakan. Jika “senyuman manis” maka akan begitu manis dilihat seperti manisnya gula yang dirasakan oleh lidah. Senyuman manis yaitu senyuman bahagia yang mampu mentransfer kebahagian kepada orang lain yang melihatnya, ini adalah sebuah senyuman yang tulus dari hati, karena senyuman ini sebagai bentuk reaksi dari kebahagiaan yang datangnya langsung dari hati. Seperti manisnya gula yang mampu menimbulkan kesan bahagia kepada orang yang merasakannya. Bukan hanya manusia saja yang dibuatnya bahagia bahkan semut pun juga ikut berlomba untuk mendapatkan manisnya gula yang menggoda selera.  

    Sedangkan yang disebut senyuman  senyuman raja ialah kebalikan dari senyuman manis, bahwasannya raja adalah seseorang yang mempunyai wewenang tinggi dalam pemerintahannya, sehingga bisa dengan leluasa memerintah dengan seenak hati. Jauh dari alasan kenapa senyuman yang dibuat-buat disebut dengan senyuman raja. karena biasanya seorang raja akan selalu tersenyum menyembunyikan keresahan atau kebimbangannya dalam memimpin Negara di hadapan rakyatnya. Sehingga mungkin inilah yang menjadi alasan kuat kenapa senyuman yang dibuat-buat dikatakan sebagai senyuman raja. Karena senyuman yang diberikan seorang raja di hadapan rakyat-rakyatnya bukanlah senyuman yang timbul langsung dari hati melainkan karena terpaksa, mungkin karena supaya rakyatnya tidak merasakan keresahan dan kebimbangannya.

     Dua makna dari senyuman tersebut, bisa disimpulkan bahwa senyuman itu memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan. Bahwasannya senyuman adalah sebagai salah satu tanda atau gambaran keadaan hati seseorang. Maka selalu tersenyumlah, karena senyuman juga sebagai media yang mampu menimbulkan orang lain bahagia. Walaupun kita sendiri tidak tahu apakah yang melihat senyuman kita itu memaknai senyuman yang kita berikan itu dengan positif ataukah negatif, yang terpenting senyum yang kita berikan adalah ketulusan.

Tweet

Postingan terkait:

Ditulis RCI — Selasa, 21 Februari 2017 — 6 Comments — artikel